#mrat #beritaartis #beritaterkini #infoterbaru

Jumat, 15 Mei 2020

Zodiak Kesehatan Hari Ini, Jumat 15 Mei 2020: Cancer Hindari Gula Olahan

Ingin tahu kondisi tubuh berdasarkan rasi bintang kelahiran? Simak zodiak kesehatan hari ini, Jumat 15 Mei 2020.
http://dlvr.it/RWgT1q
Share:

Jumat, 08 Mei 2020

Cocok untuk Berbuka Puasa, Begini Cara Membuat Chicken Katsu di Rumah



Setelah sehari menahan rasa haus dan lapar, tentu saja banyak di antara travelers yang ingin menyantap menu lezat ketika berbuka puasa bukan?
Nah, kali ini Suara.com akan mengajak Anda untuk membuat sajian chicken katsu home made dengan cita rasa dan tampilan tak kalah mewah dari masakan restoran Jepang.
Punya cita rasa gurih dan nikmat disantap dengan seporsi nasi hangat, yuk kita intip langsung cara membuat chicken katsu di bawah ini.
Bahan-bahan membuat chicken katsu:
  • 350 gram dada ayam diiris melebar menjadi 2 bagian
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh garam
Bahan untuk pencelup chicken katsu:
  • 1 butir telur ayam
  • 2 sendok makan susu tawar putih
Bahan pelapis chicken katsu:
  • 45 gram tepung terigu
  • 1/8 sendok teh kaldu ayam bubuk
  • 1/8 sendok teh merica bubuk
  • 50 gram tepung roti kasar
  • Secukupnya minyak untuk menggoreng
Iustrasi chicken katsu. (Pixabay/Inain336)
Iustrasi chicken katsu. (Pixabay/Inain336)
Bahan saus teriyaki:
  • 3 sendok makan saus teriyaki
  • 1 sendok makan saus tiram
  • 1 sendok makan bawang bombay cincang halus
  • 1 siung bawang putih cincang halus
  • 75 ml air putih
  • 1 sendok makan margarin untuk menumis
Cara membuat chicken katsu:
  1. Pertama-tama, tumbuk daging ayam dengan pemukul agar dagingnya empuk serta pipih.
  2. Taburi merica, garam, kemudian peras air jeruk nipis di setiap sisinya. Diamkan kurang lebih selama 30 menit agar bumbunya meresap.
  3. Setelah itu, kocok telur, garam serta susu, lalu sisihkan.
  4. Campur rata tepung terigu, merica bubuk serta kaldu ayam, kemudian sisihkan.
  5. Celupkan sepotong dada ayam ke dalam kocokan telur lalu angkat. Kemudian, masukkan ayam ke dalam campuran tepung terigu. Setelah itu, celupkan kembali ke dalam telur kocok.
  6. Gulingkan ayam ke atas tepung roti kasar, kemudian tekan agar menempel sempurna.
  7. Panaskan minyak, goreng chicken katsu hingga warnanya kuning keemasan menggunakan api sedang.
  8. Angkat dan tiriskan, potong ayam sesuai selera kemudian Anda bisa membuat saus teriyakinya.
  9. Panaskan margarin, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga aromanya wangi. Lalu, masukkan saus teriyaki, saus tiram dan aduk merata.
  10. Tuang air lalu masak hingga mendidih dan mengental, angkat dan sajikan sebagai saus penambing chicken katsu.
Wah, menarik sekali, ya? Jadi bagaimana travelers? Tertarik untuk memasak chicken katsu di rumah untuk berbuka puasa nanti?
Share:

Bakal Ditutup Permanen, Begini Penampakan McDonalds Sarinah


 Patung badut McDonalds berada di pintu masuk McDonalds Sarinah Thamrin, Jakarta, Jumat (8/5). McD Sarinah akan menutup gerainya yang telah berdiri sejak 30 tahun silam. Restoran cepat saji McDonalds yang pertama di Indonesia itu akan ditutup pada 10 Mei mendatang. 


Adapun penyebab tutupnya McD Sarinah lantaran pihak manajemen gedung memutuskan untuk melakukan renovasi. Manajemen gedung Sarinah akan melakukan renovasi dan akan melakukan perubahan strategi bisnis pada bangunan milik pemerintah tersebut. [Suara.com/Oke Atmaja]
Share:

Segarkan Waktu Berbuka Puasa Anda, Yuk Cobain Resep Sayur Bening Daun Kelor



Waktu berbuka puasa memang paling cocok menyantap hidangan manis. Namun alangkah baiknya jika menu berbuka puasa diimbangi dengan makanan bergizi.
Seperti salah satunya yakni sayur bening daun kelor. Memiliki cita rasa gurih dan asin, sayur bening daun kelor ini disajikan dengan kuah menyegarkan yang siap menggugah selera Anda ketika berbuka puasa.
Nah, berikut Suara.com rangkum dari laman Cookpad resep sayur bening daun kelor untuk menu berbuka puasa Anda nanti.
Bahan-bahan membuat sayur bening daun kelor:
  • 1 mangkuk daun kelor, usahakan pilih yang masih muda
  • 1 buah jagung manis
  • 1,8 liter air
  • 2 siung bawang putih
  • 1 ruas jari kencur atau temu kunci
  • 2 lembar daun salam
  • 1/2 sendok teh gula, garam, bumbu penyedap
Ilustrasi sayur being daun kelor. (Instagram/@kamelia.sky)
Ilustrasi sayur being daun kelor. (Instagram/@kamelia.sky)
Langkah membuat sayur bening daun kelor:
  1. Pertama-tama, petik daun kelor dan pipil jagung kemudian sisihkan.
  2. Selanjutnya, iris tipis bumbu, atau jika ingin lebih meresap bisa dihaluskan seluruh bahan untuk bumbunya.
  3. Setelah itu, didihkan air, kemudian masukkan bumbu seperti daun salam, jagung manis, tunggu hingga kurang lebih 5 menit.
  4. Masukkan daun kelor ke dalam kuah, aduk dan layukan daun kurang lebih selama 3 menit. Lalu, berikan tambahan berupa garam, bumbu penyedap dan gula pasir, kemudian koreksi rasa.
  5. Pindahkan sayur bening daun kelor dari panci ke mangkuk, lalu sajikan selagi hangat.
Nah, itu dia tadi cara membuat sayur bening daun kelor yang menyegarkan untuk menu berbuka puasa. Selamat mencoba di rumah, ya!

Share:

Kamis, 07 Mei 2020

Duh ! 7 Mei Hari Ini Seluruh Transportasi Boleh Beroperasi Kembali


Suara.com - Seluruh transportasi boleh beroperasi kembali atas seizin kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (7/5/2020) hari ini. Namun transportasi itu untuk masyarakat berkebutuhan khusus.
Transportasi boleh beroperasi kembali di masa larangan mudik dimulai pada 7 Mei 2020.
Dengan begitu, masyarakat mulai hari ini yang telah memenuhi persyaratan protokol kesehatan boleh bepergian dengan menggunakan moda transportasi.
"Rencananya operasinya itu mulai besok 7 Mei, pesawat segala macam dengan orang-orang khusus, tapi tidak boleh mudik sekali lagi," ujar Menhub dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, di Jakarta, Rabu (6/5/2020) kemarin.
Menurut Menhub, kebijakan ini bukan pelonggaran larangan mudik yang telah diterapkan. Tetapi, kebijakan ini merupakan penjabaran Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19 yang diminta oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato.
"Intinya adalah penjabaran, bukan relaksasi. Artinya dimungkinkan semua moda angkutan, udara, kereta api, laut, bus, untuk kembali beroperasi dengan catatan satu, harus mentaati protokol kesehatan," jelas dia.
Namun, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini melanjutkan, masyarakat tak serta merta jika ada berkebutuhan khusus langsung bisa berpergian.
Masyarakat perlu memenuhi persyaratan protokol kesehatan yang akan dikeluarkan oleh Gugus Tugas Penaganan Covid-19.
"BNPB akan memberikan kriteria-kriteria tertentu dengan Kemenkes bisa menentukan dan itu bisa dilakukan," jelas dia. (Antara)
Share:

Sebut Anies Tak Sanggup Bayar Bansos, Sri Mulyani Ditagih Utang Pajak


DPRD DKI Jakarta tak terima Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani tak lagi memiliki dana untuk membayar bantuan sosial untuk warga terdampak virus corona covid-19.
Dana yang harusnya digunakan untuk membayar bansos itu, disebut masih berada di pemerintah pusat.
Hal ini diungkap oleh Ketua Komisi A DPRD DKI, Mujiyono. Ia mengatakan Sri Mulyani masih belum membayar utang Dana Bagi Hasil pajak DKI tahun 2019 senilai Rp 5,2 triliun.
Pemerintah Pusat disebutnya baru membayar Rp 2,6 triliun pada 23 April lalu. Padahal anggaran ini bisa digunakan untuk menanggung biaya Bansos warga DKI.
"Anggarannya ini termasuk di dalamnya include dana perimbangan daerah lewat dana bagi hasil pajak. Kan cuma dibayar separo. kan beberapa kali ditagih kan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Kamis (7/5/2020).
Mujiyono menyatakan, seharusnya Sri Mulyani tak mengungkit masalah tak ada biaya ini.
Sebab, kalau pemerintah pusat tak ada biaya, maka bisa mengandalkan pinjaman ke negara lain atau menerbitkan obligasi pinjaman.
"Kalau pemerintah daerah kan enggak bisa. Obligasi daerah kan belum ada aturannya. Kan tak bisa. Ngarepnya dari mana? Ngarepnya dari pemerintah pusat," jelasnya.
Karena itu, ia meminta agar Pemerintah Pusat membantu pembiayaan Bansos dengan mencairkan Dana Bagi Hasil itu.
Terlebih lagi dengan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pendapatan sektor pajak DKI sudah menurun drastis.
"Karena kondisinya gini kan PPH pasal 21, PPH pasal 22, PPH pasal 25 kan pasti jeblok. Kan perusahaan banyak yang tidak operasi."
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak lagi memiliki anggaran untuk membiayai bantuan sosial (bansos) bagi 1,1 juta jiwa penduduk DKI yang terkena dampak virus corona atau Covid-19.
"Kami dapat laporan dari Menko PMK, ternyata DKI yang tadinya cover 1,1 juta warganya, mereka tidak punya anggaran dan minta Pempus yang covering terhadap 1,1 juta," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (6/5/2020).
Terkait hal itu, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah pusat sebelumnya sudah membantu Pemprov DKI dengan meng-cover sedikitnya 2,6 juta jiwa penduduk, sehingga total masyarakat DKI Jakarta yang mendapatkan bantuan sosial menjadi 3,7 juta jiwa.
"Jadi tadinya 1,1 juta adalah DKI dan sisanya 2,6 juta pemerintah pusat, sekarang semuanya (3,7 juta jiwa) diminta cover oleh pemerintah pusat," kata Sri Mulyani.
Share:

Tolak THR Ditunda dan Dicicil, Buruh: Itu Bertentangan dengan Permenaker



Diterbitkannya edaran Menteri Ketenagakerajaan yang membolehkan perusahaan menunda dan mengangsur pemberian tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya mendapat penolakan keras dari serikat buruh. Mereka menilai hal tersebut akan menyulitkan buruh di tengah masa pandemi.
Seperti diketahui, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menerbitkan Surat Edaran Menteri Ketenagakejaan RI Nomor M/6/HI.00.oo.01/V/2020 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat mengangsur dan menunda pemberian THR bagi para karyawannya.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat Roy Jinto mengatakan, surat edaran tersebut tidak sejalan dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Pemenaker) RI Nomor 6 tahun 2016 tentang THR Keagamaan.
Dalam Permenaker itu dsebutkan, jika THR wajib dibayarkan kepada pekerja/buruh paling lambat seminggu sebelum hari raya. Apabila pengusaha terlambat membayar THR kepada pekerja atau buruhnya, maka akan dikenakan sanksi denda 5 persen dari kewajiban THR yang akan dibayarkan.
Selain itu, Roy juga menyebut, dalam permenaker itu dijelaskan bahwa upah tidak diperkenankan untuk dicicil.
"Oleh karena itu pembayaran THR tidak boleh ditunda maupun dicicil, surat edaran yang dikeluarkan tersebut bertentangan dengan Permenaker tentang THR," ungkapnya seperti dilansir Ayobandung.com-jaringan Suara.com pada Kamis (7/5/2020).
Lebih lanjut, Roy menilai keberadaan surat edaran itu mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap pengusaha. Penundaan THR, jelas Roy, akan menyulitkan buruh untuk menyambung hidup jelang hari raya.
"Sekarang saja sudah banyak buruh yang dirumahkan dengan upah yang hanya dibayarkan sebesar 25 persen (dari gaji satu bulan). Bahkan ada yang tidak dibayar."
Sehingga, penundaan THR dinilainya hanya akan memperkeruh keadaan. Lantaran itu, Roy menolak surat edaran tersebut dan meminta pemerintah merevisinya.
"Kami menolak surat edaran menteri ketenagakerjaan tersebut dan meminta untuk dicabut dan direvisi, disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku," jelasnya.
Share:

Pengin Nangis, Viral Kisah Seorang Kakek Berpenghasilan Rp 1.500 per Hari



Sebuah video yang merekam seorang kakek penjual barang bekas viral di media sosial. Video itu menarik perhatian warganet lantaran penghasilan kakek tersebut yang hanya Rp 1.500 meskipun bekerja sehari penuh.
Dibagikan oleh akun Twitter @sandy_adul pada 5 Mei, video berdurasi 43 detik itu merekam percakapan antara kakek penjual barang bekas tersebut dengan seorang lelaki. Dalam percakapan tersebut, sang kakek merasa uang Rp 1.500 yang didapatnya termasuk nominal yang besar dan dapat membeli air mineral atau kerupuk.
"Abah pendapatan suka dapat berapa?" tanya suara lelaki yang merekam video tersebut dalam bahasa Sunda.
"Ah paling 1.500-2.000 per hari," jawab kakek itu.
"Cukup untuk makan itu 1.500?" tanya lelaki itu lagi.
"Cukup untuk beli air minum saja," jawab sang kakek.
"Makannya?" tanya lelaki tersebut.
Kakek itu kembali menjawab, "Makannya gimana nanti saja. Terkadang makan, terkadang tidak."
"Ini dari penghasilan 1.500," ulang lelaki itu.
"Besar itu tuh menurut abah mah. Bisa beli kerupuk," jawab sang kakek.
Setelah ditelusur, video tersebut awalnya diunggah oleh akun Instagram @silihasahsilihasihsilihasuh pada 4 Mei. Menurut keterangan, kakek tersebut bernama Tono dan berumur 70 tahun.

"Kali ini team bertemu dengan sosok abah tangguh yang tidak mengeluh untuk menjalani hidup dengan penghasilan tidak seberapa. Ketika team sedang menuju jalan Ketapang, tidak sengaja bertemu abah sedang memikul karung rongsokan. Team langsung menghampiri abah dan sedikit berbincang dengan abah," tulis pemilik akun Instagram tersebut dalam kolom keterangan.
Unggahan yang telah disukai sebanyak lebih dari 18 ribu itu pun menuai beragam komentar. Baik warganet pengguna Twitter maupun Instagram ingin memberikan donasi kepada kakek tersebut.
"Abah semoga dilimpahkan rejekinya, disehatkan badannya," tulis akun @winarwinnerr.
"Harus bersyukur dengan keadaan kita sekarang yang bisa tidur enak, makan enak. Bukannya memikirkan buat kemauan buat beli ini itu. Abah memikirkan besok makan gimana? Tidur dimana? Ya Allah semoga dilancarkan rezekinya buat abah," komentar @temensejatiii.
"Videonya dari sini gengs, silahkan dicek di Instagramnya, barang kali ada yang mau donasi atau info lebih lanjut," ungkap akun @nkrtkp seraya mencantumkan Instagram @silihasahsilihasihsilihasuh.
"Ih ya Allah mau nangis, 1.500 udah banyak bagi abahnya padahal buat beli minum aja udah abis itu," cuit @awokwokowk.
"Pengen nangis, aku kadang makan masih suka dibuang-buang. Bapaknya minum air sama kerupuk aja udah bersyukur banget. Semoga selalu sehat dan dilimpahkan rejeki pak," tambah @mayvita97.
Share:

Selasa, 05 Mei 2020

PEMBUATAN INFOGRAFIS KEREN



Infografik adalah visual grafis yang berisikan informasi, data, atau pengetahuan yang bertujuan untuk mengedukasi hal-hal kompleks untuk pembaca dengan cepat dan jelas.
Kehadiran media ini dapat membuat konten Anda menjadi lebih menarik bagi orang banyak dan nantinya dapat membantu Anda untuk meningkatkan traffic website. Dengan bentuk vertikal dan persegi panjang yang khas, infographic adalah salah satu cara terbaik untuk menyampaikan informasi dan ide Anda dengan kreatif dan menarik.

PEMBUATAN INFOGRAFIS KEREN


Infografis yang kami buat tidak menggunakan software seperti Canva dll, tetapi kami desain sendiri. Hasil akhir dalam file png/jpg. Kehadiran infografis ini dapat membuat konten Anda menjadi lebih menarik bagi orang banyak dan nantinya dapat membantu Anda untuk meningkatkan reputasi anda.
Ayo Gan, segera order dengan klik DISINI. Terima kasih.
Share:

Minggu, 03 Mei 2020

Kisah Pemudik, Tempuh Jalan Tikus Berbahaya Daripada Merana di Jakarta


RupaRuppa - Larangan pemudik oleh pemerintah pusat tidak menyurutkan niat warga untuk kembali ke kampung halaman, meski sadar akan risikonya.
Seorang pemudik yang tinggal di Jakarta, Budi, bukan nama sebenarnya, bersama istri dan kedua anaknya menggunakan mobil pribadi melintasi jalur tikus untuk dapat pulang kampung ke Jawa Tengah meski pemerintah pusat sudah melarang mudik demi menekan penyebaran wabah virus corona.
"Buat apa kami bertahan di Jakarta? Tidak ada pekerjaan, pemasukan nol tapi pengeluaran besar. Pusing dan stres di Jakarta sekarang, lebih baik pulang kampung: nyaman, tentram, tenang, pengeluaran kecil, sayuran tinggal metik," kata Budi kepada BBC News Indonesia Kamis (30/4).
Polisi memperingatkan masyarakat untuk tidak mencoba mudik dengan jalur tikus karena rawan akan tindak kejahatan dan berpotensi menularkan penyakit virus corona selama di perjalanan. 

Pengemudi juga bisa menghadapi risiko terjebak jika dihalau di suatu daerah karena tidak bisa kembali ke daerah asal maupun melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan, menurut polisi.
Pengamat transportasi dan kesehatan meminta masyarakat untuk sadar dan mematuhi keputusan larangan mudik karena keberhasilan menekan penyebaran virus corona bukan hanya ada di pundak pemerintah dan aparat keamanan, namun juga menjadi tanggung jawab warga. 

Menelusuri jalur tikus dari Jakarta ke Jawa Tengah
Dua hari setelah larangan mudik diberlakukan, tepatnya pada Minggu, 26 April lalu, Budi, bukan nama sebenarnya, bersama istri dan dua anaknya berangkat dari rumah di daerah selatan Jakarta sekitar pukul tujuh malam.
Ia merencanakan berangkat malam agar peluang untuk lolos dari penjagaan lebih besar.
Dari Jakarta, Budi memacu mobil pribadinya melalui jalur tol hingga tiba di pos pemeriksaan Cikarang. 
Mobil Budi diperiksa, dan ditanya tentang tujuan oleh petugas dan alasan keluar dari wilayah Jabodetabek. Budi menjawab mau mengunjungi saudara yang sakit di Cirebon dan akan keluar di pintu tol Brebes.
Ternyata, ia tidak bisa membuktikan alasannya sehingga ditolak dan harus putar balik.
Budi pun menghubungi temannya yang bekerja di perusahaan jasa transportasi, yang menyarankan keluar pintu tol Bekasi Timur untuk kemudian menggunakan jalur tikus dari Babelan, Karawang hingga Cirebon.
"Pas lewat Babelan, sekitar jam 10 malam itu, ternyata ada penjagaan namun tidak seketat di Cikarang. Saya ditanya mau kemana? Saya lobi-lobi, bilang ke Cirebon mau jemput orang tua untuk kembali ke Jakarta karena tidak mungkin naik bus yang sudah tidak beroperasi lagi dan rawan kontaminasi.
"Lalu dicek suhu, disemprot disinfektan semuanya, dan dipersilakan jalan, dan diminta hati-hati karena perjalanan di depan akan sepi dan rawan [kejahatan].
"Tidak ada saya kasih uang dan tidak ada minta uang [petugasnya]. Mungkin mereka kasihan lihat anak saya dua dan istri tidur," kata Budi. 

'Antah berantah'
Setelah lolos, Budi dengan keyakinan dan iman yang kuat memacu mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi hingga tiba di Karawang lalu masuk jalur tikus lagi dan akhirnya tiba di Semarang.
"Sepi, hanya beberapa mobil dan mungkin penduduk asli. Saya tidak tahu di mana, ikuti jalan saya, gelap sekali jalannya, dan tengah malam pula. Saya tanya-tanya orang-orang yang nongkrong mau ke sini lewat mana, ya seperti negeri antah berantah.
"Saya baru tahu ada dimana itu waktu tiba di Semarang, sekitar jam 2-3 malam. Nah di Semarang saya kena lagi, plat mobil Jakarta pula. Untung saya tahu jalan saat ditanya karena keluarga istri saya tinggal di Banyumanik. Saya bilang rumah mau pulang ke rumah di Banyumanik, dan saya lolos. Sulit kalau tidak tahu daerah dan tidak bisa lobi, akan ketahuan," ungkap Budi.
Setelah lolos, Budi kembali memacu mobilnya menggunakan jalur desa yang sepi melewati Magelang, Yogyakarta dan tiba ke kampung halamannya di suatu daerah di Jawa Tengah.
"Sepanjang jalan ini, banyak pos-pos pemeriksaan, dan petugas berjaga, tapi tidak berdiri di tengah jalan dan memberhentikan mobil. Tidak macet juga. Mungkin itu pas hari keberuntungan saya juga makanya bisa lolos," kata pria yang bekerja sebagai pegawai swasta di Jakarta.
Setibanya di kampung halaman, Budi dan keluarga melapor ke warga sekitar yang mayoritas adalah memiliki hubungan keluarga. Lalu mereka dicek suhu serta diberi disinfektan, dan akhirnya berbaur dengan masyarakat.
Keberanian Budi dan keluarga melalui jalur tikus yang rawan kejahatan di malam hari tidak lepas dari besarnya tekanan yang dihadapi jika tinggal di Jakarta.
"Pemerintah kalau mau lockdown, rakyat kecil harus diperhatikan, kami jika bertahan di Jakarta akan menderita," ungkapnya.
Budi yang berusia 34 tahun itu pun belum tahu kapan akan kembali ke Jakarta. Mereka kini tengah menjalani hidup sementara di kampung halaman di tengah pandemi Covid-19.

Kepolisian mengakui adanya jalur tikus yang kerap digunakan pemudik untuk lolos dari penjagaan.
"Kami tidak mungkin menyekat semua jalan, tidak mungkin bisa jaga di seluruh pelosok-pelosok. Prinsipnya ketika ketangkap kami suruh pulang. Kami ingatkan mereka akan rugi jika tetap nekad.
"Misal dia lolos di kabupaten A, dia bisa terjaring di kabupaten berikutnya karena setiap kabupaten ada penyekatan. Syukur-syukur sampai tujuan, kalau tidak dia akan rugi karena tidak bisa pergi dan tidak bisa pulang, terjebak di daerah itu, ke arah timur ditutup, ke arah barat ditutup," kata Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Kombes Benyamin saat dihubungi BBC News Indonesia.
Benyamin pun menyarankan warga untuk mengurungkan niatnya untuk mudik demi keselamatan bersama, baik untuk diri sendiri maupun keselamatan keluarga di daerah tujuan.
"Kami imbau untuk tetap di rumah, tidak mudik, satu kali tahun ini saja karena kita tidak tahu sebagai carrier [pembawa virus]. Kelihatan sehat tapi sampai sana malah menyebarkan penyakit dan kita juga tidak tahu malah tertular di daerah tujuan dan ketika kembali ke kota malah bawa penyakit," kata Benyamin.
Benyamin menyebut, selama larangan mudik diberlakukan, terdapat banyak cara pengemudi dan penumpang mengelabui petugas.
"Kemarin juga kami temukan, di perbatasan Karawang-Bekasi, tapi bukan jalur tol. Busnya kosong, lampu gelap, begitu diberhentikan dicek di dalamnya ada perempuan sembunyi di toilet, kemudian di bagasi ada isi manusia. Oh ya sudah balik kanan, kembali lagi,"katanya. 

Sanksi berat bagi petugas curang
Selain itu, Benyamin juga mengingatkan kepada para petugas di lapangan untuk tidak bermain curang dengan menerima uang dari pengendara pribadi supaya bisa lolos penyekatan.
"Alangkah bodohnya siapapun petugas yang melakukan [kecurangan], dan alangkah tidak manusiawi mereka bermain di tengah wabah ini.
"Jadi misal ada yang memanfaatkan dengan bermain di belakang, menerima uang untuk meloloskan, dijamin sanksinya akan sangat berat," kata Benyamin.
Benyamin mengatakan, namun peluang kecurangan tersebut kecil karena operasi yang dilakukan melibatkan instansi lain seperti TNI, dinas perhubungan, dan kesehatan.
Senada dengan hal tersebut, pengamat transportasi Darmaningtyas menyebut larangan mudik demi mencegah penyebaran Covid-19 tidak akan berhasil jika hanya mengharapkan kekuatan dari petugas keamanan, tanpa ada bantuan dari publik.
"Disiplin itu tidak hanya untuk para aparat, tapi juga warga sendiri harus belajar disiplin bahwa kebijakan ini diberlakukan dalam rangka mencegah perluasan virus ke daerah-daerah. Selama filosofi itu tidak dipahami, maka petugas di lapangan tidak bisa tegas, sebaliknya masyarakat juga mencari-cari cara untuk melanggar," kata Ketua Institut Studi Transportasi tersebut.
Darmanigtyas juga menilai bagi pemudik yang menggunakan jalur tikus akan menciptakan dampak berlapis baik untuk keselamatan jiwa dari tindak kejahatan, hingga berpotensi menyebarkan virus kepada orang-orang selama di perjalanan. 

Diskresi di tengah larangan mudik
Pemerintah mengeluarkan keputusan larangan mudik yang berlaku dari 24 April hingga 31 Mei mendatang.
Artinya, segala moda transportasi baik pribadi maupun umum, baik darat, laut dan udara, dilarang beroperasi untuk mengantarkan pemudik.
Larangan mudik itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19.
Dalam aturan itu juga tertuang sanksi bagi yang melanggar berupa denda Rp100 juta dan hukuman kurungan satu tahun.
Dari 24 April hingga 7 Mei 2020, polisi masih menggunakan cara persuasif dengan cara menghalau atau melarang mereka saat di jalan. Namun, setelah periode tersebut, jika ada yang masih melanggar maka bisa dikenakan sanksi.
Polisi memberikan diskresi dalam pelaksanaan keputusan tersebut dengan mengizinkan warga untuk keluar atau masuk wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan zona merah penyebaran Covid-19 dengan alasan kedaruratan dan kemanusiaan.
"Seperti mengunjungi kerabat yang sakit keras atau meninggal dunia, lalu seperti rumah di Jakarta kerja di Karawang. Alasannya bukan mudik karena mudik itu dilarang. Itu semua tergantung penilaian anggota di lapangan yang menentukan," kata Benyamin.
"Diskresi diberikan setelah dilakukan pemeriksaan yang ketat seperti jika alasan keluarga sakit parah atau meninggal dunia. Petugas lapangan akan menanyakan foto, video dan menghubungi pihak keluaraga itu. Penilaiannya ketat dan tidak sembarangan."
Dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2020, Polri mengerahkan 175.000 personel gabungan dari polisi, TNI, dinas perhubungan, dinas kesehatan, Satpol PP dan pihak lainnya.
Pasukan gabungan ini tidak termasuk dengan pos-pos pengawasan di daerah yang dibawah polres dan polda masing-masing.
Namun, Darmaningtyas menyebut tidak perlu ada diskresi dalam pelaksanaan larangan mudik.
"Kalau kebijakan itu ada perkecualian pasti tidak akan pernah berhasil baik karena memunculkan celah dan kemungkinan pelanggaran. Di kasus ini, memungkinkan orang lolos dan bisa mudik dengan alasan apapun sehinga berpotensi menyebarkan virus corona," katanya. 

Apa bahaya mudik?
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai mudik berpotensi mempercepat penyebaran virus corona dan memicu lonjakan korban meninggal.
"Mereka yang mudik ini pulang ke kampung dan tidak tahu membawa virus karena tidak dites, lalu ketemu orang tua dan sanak saudara dan menginfeksi mereka. Dari daerah yang tidak ada virus lalu menjadi terpapar dan terjadi perluasan penyebaran infeksi," kata Pandu.
Ditambah lagi, kata Pandu, daya tampung dan fasilitas rumah sakit di daerah sangat terbatas.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik dari Universitas Indonesia, Amin Soebandrio, juga menyebut mudik dapat meningkatkan secara tajam jumlah orang yang terpapar virus corona dan menyebarkannya hingga ke desa-desa.
"Hitungan kasar, jika satu orang menularkan ke dua hingga empat orang, dan ada seribu yang membawa virus ke daerahnya. Maka satu hingga dua minggu ke depan akan ada 2.000-4.000 kasus baru. Lalu mereka menularkan lagi ke dua hingga empat orang, lalu lagi dan lagi. Bisa kita bayangkan pertambahan jumlah kasus? Meningkat tajam," ujarnya.

Share:

ANTARA News

Berita Pilihan

Black Friday Promo Hosting Unlimited Indonesia

Artikel

ADS

Sumber Duit Dari Blog

PPC Iklan Blogger Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

Hosting Unlimited Indonesia