Di rumahnya di Jalan Pahlawan No 90 Wates, Kulon Progo,
DI Yogyakarta, Dhimas Agil bersama ayahnya mengemas mi mentah serta
sayuran dan ayam yang sudah dimasak ke dalam wadah plastik dan mika.
Sudah kurang lebih satu tahun Dhimas bersama ayahnya mencoba peruntungan dengan menjual mi ayam. Usahanya itu sebenarnya berawal dari kegemaran Dhimas untuk menyantap mi ayam sejak SMA.
Namun akibat pandemi Covid-19,
penjualan warung Mi Ayam dan Bakso Mas Dimul ini turun drastis. Tidak
kehabisan akal, Dhimas menciptakan sebuah inovasi untuk solusi
masyarakat yang ingin mengkonsumsi mi ayam, tapi dengan tetap di rumah
saja.
Selain tetap membuka warung mi
ayamnya untuk berjaga jika ada tamu yang mungkin mampir, Dhimas kini
juga menjual mi ayam dalam bentuk instan atau mentah. Pembeli tidak
perlu repot-repot harus datang ke warungnya, melainkan bisa memesan
secara online.
"Karena memang momennya sedang puasa
dan di samping karena dampak wabah covid-19 juga, intinya inovasi ini
dibutuhkan agar penjualan juga tetap berjalan," ujar Dhimas Agil, saat
ditemui SuaraJogja.id di warung mi ayamnya, Jumat (1/5/2020).
Dhimas mengatakan, pada Ramadan
sebelumnya warungnya bisa menjual sekitar 100 mangkok mi ayam. Namun
untuk Ramadan 2020 ini, ditambah adanya imbauan dari pemerintah untuk
tetep di rumah, pengunjung yang datang dan membeli mi ayam di warungnya
hanya hitungan jari saja.
Untuk menarik pembeli lebih banyak lagi, mi ayam instan
atau mentah ini kemudian dipasarkan melalui media sosial, baik
Instagram maupun WhatsApp. Saat ini Dhimas masih belum menarik ongkos
kirim untuk pengiriman di daerah sekitar Wates dan Pengasih, sedangkan
untuk jarak jauh pihaknya memberikan batas minimal jumlah porsi
pembelian mi ayam.
“Saya pasarkan melalui Instagram,
grup WhatsApp. Biasanya saya sendiri yang mengantarkan ke pemesan di
sekitar Wates dan Pengasih sini. Kemarin ada pesanan cukup banyak juga
dari Sardjito,” imbuhnya.
Satu bungkus mi ayam mentah yang
tinggal direbus ini dijual dengan harga Rp8.000 atau bisa dibilang lebih
murah Rp2.000 jika membeli langsung di warungnya. Mi ayam inovasinya
ini dapat bertahan selama dua hari jika disimpan dalam lemari es.
Ia menuturkan, pesanan mi ayam instan sendiri cukup mengangkat
pemasukannya dalam berjualan mi ayam. Jika hanya mengandalkan pembelian
yang langsung datang ke warung, pihaknya mengaku kesulitan untuk
mendapat pemasukan.Dhimas Agil mengaku, di saat pandemi Covid-19 banyak orang yang tidak keluar rumah, sehingga kondisi ini dimanfaatkan dengan berjualan makanan siap antar ke pembelinya, ditambah juga keunggulannya yang bisa dibuat sendiri di rumah dengan tambahan sesuka hati, dan yang terpenting tetap hangat dan nikmat saat disajikan.
0 comments:
Posting Komentar